Rabu, 02 November 2011

Etika & Aspek Hukum Yang Berdampak Pada Sikap Beretika Kerja & Sikap Individual Yang Berlandaskan Modernisasi Dengan Beretika Dan Taat Hukum

Sikap Individual Yang Berlandaskan Modernisasi Dengan
Beretika Dan Taat Hukum Pokok Bahasan VII

I.Pendahuluan

Modernisasi berakibat perubahan cara hidup, perubahan ini terjadi dan melanda seluruh

benua Eropa di abad ke 17.

Pada waktu itu etos ideologi individualisme menjadikan setiap orang saling berkompetisi,

berambisi untuk mencapai prestasi dengan cara bekerja keras untuk menempa bakatnya. 

Kehidupan social sebagai bentuk ekspresi kebersamaan ditolak, keinginan bersatu dengan

komunitas yang mencakup sekelompok manusia yang saling berinteraksi hanya cetusan

dari ambisi untuk meraih kekuasaan. Dalam masa- masa itu individualisme merusak

karakter komunitas yang memobilisasi ketetapan agenda aturan baku.



Pro dan kontra atas modernisasi yang merubah cara hidup manusiia.Jhon Dewey  dalam

penelitian ilmiahnya  menyatakan bahwa “ Individualisme adalah rasa yang dibangun

oleh sentuhan genetika yaitu sikap yang dapat membedakan baik dan buruk,sehingga

berdasarkan kemampuannya itu mampu membentuk kepribadian diri dengan cara

menerima kekurangan dirinya dan mempersembahkan kebaikan diri untuk memperbaiki

dunia.” * ( Dikutip saat kuliah S2 Manajemen pendidikan di universitas Jakarta 2001)


Pada masa itu komunitas adalah persoalan dari modernisasi, namun individualisme

membutuhkan modernisasi.

Setelah pasca modern ternyata komunitas adalah jawaban dari keinginan setiap orang

yang menganut paham  individualisme. Berdasarkan keindividualan masing- masing

akhirnya mereka berkolaborasi, berdiskusi untuk meramu nilai hidup dengan menerapkan

etika, taat hukum. 

II. Sikap individual yang berlandaskan modernisasi

Fenomena multi dimensi, inilah yang dinamakan zaman modern, zaman  ini sedang

dialami di Indonesia. Paham individualime diterapkan dengan cara ingin kaya sendiri ,

ingin pandai sendiri, masing- masing individu berupaya mensejajarkan dirinya agar

saling memiliki kekayaan yang dianggap sebagai sarana untuk kebanggaan diri.

Memperkaya diri dengan merugikan orang lain di dihalalkan sehingga korupsi mencapai

tingkat yang tertinggi di Indonesia.

Etika individual mengarahkan bagaimana seseorang memiliki suatu keyakinan

berdasarkan hasil pengamatannya selama bersosialisasi dengan setiap orang .

Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengasah kepekaan untuk mampu

mendengar suara hatinya untuk berbuat baik.

III Beretika Dan Taat Hukum

Beretika dan taat hukum diterapkan di era modernisasi  yaitu dengan  sikap masing-

masing individu - individu  yang ditempa untuk bersikap, berpikir dan merasakan

rasa kebersamaan dan keberbedaan.

Dan   persoalan masing- masing individu untuk bertanya pada hati  nurani, agar mampu

memberi teladan, selalu bertanggung jawab untuk memberlakukan diri  taat hukum dan

tidak melanggar etika yang telah menjadi kaidah dan norma- norma yang ada dan telah

diwariskan secara turun menurun antara satu generasi ke generasi lainnya.


Dewasa ini menjalin hubungan baik dan memperluas jaringan komunikasi, menjadi

dambaan setiap orang, juga memiliki pola hidup beretika dan taat hukum.

Mereka yang menganut paham individualisme mendambakan kenyamanan hidup dengan 

saling menerima keberbedaan tanpa rasa tersisih antara satu dengan lainnya.   Manusia

modern mampu bertoleransi, selalu bersikap evaluatif dan mawas diri.

Contoh kasus

Haris dibesarkan dilingkungan tradisional , dilingkungan tradisi sastra lisan, berbahasa

Batak; sejak kecil ia berkomunikasi dan mendengarkan bahasa tutur yang mengekspos

bahasa puitis yaitu dalam bentuk bahasa sastra. Dan seiring berjalannya waktu

kepekaannya terhadap bahasa menjadi terasah dengan sendirinya. Diusia 15 tahun ia

membaca buku “ Max Havelaar”  karya Multa tuli. Sajak Saijah dan Adionds amat

sangat menarik hatinya dan terpatri didalam ingatannya ungkapan perasaannya terhadap

pengamatannya akan bahasa sastr amat menyrntuh hatinya. didalam buku itu.

Etika adalah persoalan menyentuh hati dan perasaan batin.

Pada periode itu individu seseorang akan merasakan haru dan terlibat secara emosi dalam

kebersamaan rasa..

Pendalaman Etika individual adalah dengan membangun rasa simpati terhadap

pengalaman hidup seseorang melalui kesadaran dirinya akan keniscayaan.

Grace Pramutadi S. Sn MBA













Etika & Aspek Hukum
Yang Berdampak Pada Sikap Beretika Kerja


Pendahuluan

Status atau kedudukan dan peranan seorang individu didalam masyarakat berdasarkan

ketaatan seseorang terhadap norma-norma. Yang akhirnya mengarahkan seseorang untuk

dapat menyesuaikan diri  didalam kehidupan sosialnya.
      
berdampak pada sikap beretika kerja.

Definisi dari kata “masyarakat” adalah:

“Kesatuan kehidupan manusia yang saling berinteraksi  menurut suatu sistem adat

  istiadat tertentu yang bersifat berkelanjutan.”
                                                                       

Proses berinteraksi didalam kehidupan masyarakat melalui sarana kontak dan komunikasi

Kontak antar individu dapat dilakukan dalam jarak dekat dengan berhadapan muka atau

jarak jauh lewat satelit, telpon, televisi, radio atau melalui surat menyurat.

Berinteraksi dengan berkomunikasi bertujuan antara lain untuk menghindarkan salah

pengertian sehingga keberlangsungan interaksi sosial menjadi   dapat berlangsung lancar

tanpa hambatan.

Berdasarkan ilmu Sosiologi diterangkan bahwa sebagai individu yang adalah bagian dari

masyarakat memiliki 2 (dua) macam kedudukan yang dapat diperoleh dengan sendirinya.

yaitu:

  1. Kedudukan tergariskan (Ascribed Status)

  1. Kedudukan diusahakan ( Achieved Status)




I.                   Karier dan jabatan

Kedudukan yang diusahakan dapat berupa hasil usaha seseorang untuk pencapaian

ambisinya / arahan seseorang agar individu tersebut  dapat mencapai kedudukan yang

memadai dalam kehidupan sosialnya.

Karier yang gemilang dicapai dengan cara  meningkatkan kemampuan sehingga jabatan

tinggi dapat diraih dan prestasi yang didapatnya menaikkan  status / kedudukan sosialnya  

didalam maasyarakat.

Didalam dunia usaha sering diungkapkan bahwa seseorang yang memiliki etika kerja

yang baik akan mudah meraih sukses, disertai faktor keberuntungan, bakat /keahlian

sebagai penunjang lainnya

Contoh dari karier dan jabatan seseorang yang diusahakan adalah dengan  usaha

 pencapaian sesorang untuk dapat masuk dalam organisasui Guiness of Record.    

Tersebutlah  Astrey yang telah menjadi  pemenang dalam pencapaian 555kali sit up

dalam satu jam dan salto selama 24 jam tanpa henti. Pemenang lainnya adalah Bary yang

 mampu mengangkat barbell seberat 40kg selama 5 detik dengan jari kelingkingnya. Dan

Yao Ming yang bertubuh setinggi 2,26 meter menjadi orang tertinggi didunia.

Kiat- kiat mereka dalam meraih sukses antara lain:

“ Mempelajari dan berusaha kerasar dapat mewujudkan keinginan menjadi

   istimewa”   ( Astrey)
                                                   
“ Fokus terhadap tujuan yang ingin diwujudkan dengan melatih diri secara

   disiplin”(Bary)

“Membuktikan diri untuk menjadi yang terbaik dengan menerapkan dan

    menghayati etika kerja” ( Yao Ming)

Menjadi pemenang Guiness of record merupakan awal dari kesuksesan karier lainnya

Hal ini dialami oleh Yao Ming yang akhirnya terpilih menjadi pemain basket

professional.

Colin yang saat itu menjabat sebagai manajer dan pencari bakat  untuk Club basket

bergengsi NBA  dapat meyakinkan semua orang dan selalu memacu keberhasilan yao

Ming agar dapat menjadi kebanggaan bagi Negara, bangsa dan club NBAnya.

Dalam buku biografinya Yao Ming menceritakan pengalamannya sebagai pemain basket

 professional dan bagaimana usaha pencapaian suksesnya.

Sesampainya di Amerika Yao Ming yang berkebangsaan China mengalami berbagai

kendala dalam berkomunikasi dan bersosialisasi , karena ia yang dibesarkan dalam

keluarga tradisional dan secara turun temurun mewarisi bakat untuk menjadi pemain

basket. Dinegaranya menjadi pemain yang baik adalah dengan menguasai strategi dan

kelebihan dirinya  juga ia   selalu berpendapat menjadi yang terbaik adalah dengan

mengutamakan kesuksesan dirinya sendiri sebagai pemain.

Sedangkan di Amerika,  sukses adalah akibat dari keberhasilan team dan kebersamaan

adalah proses dari jalinan  persahabatan. Dan sebagai anggota club NBA yang termasyur

budaya ini sudah dianut sejak lama  dan hal ini dihayati sebagai bagian dari ketaatan akan

norma/etika kerja.

Perbedaan dari pola pikir dan adat istiadat menjadikan  YaoMing diawal  kehadirannya

 sebagai pemain mengalami kegagalan yang telak bagi club NBA.

Pelatihnya menghimbau dengan berbagai cara agar  Yao Ming mampu menjalin

hubungan baik dengan rekan- rekan satu teamnya, agar dilapanganpun rasa kebersamaan

itu akan tercermin menjadi kekompakkan untuk pencapaian keberhasilan bersama.

Sukses yang diraih seseorang melalui proses pelatihan diri secara pola pikir dan

pengelolaan terhadap citra dirinya , dan semangat yang membara tidak pernah putus

 asa dan pantang menyerah adalah kunci keberhasilanya. Yao Ming terpacu untuk

mencari letak lkelemahan dirinya dan mempersembahkan kelebihan dirinya bagi club

NBA. Dan akhirnya hal inilah yang  menjadikan Yao Ming sukses dalam kariernya

sebagai pemain basket professional NBA.


Grace Pramutadi S. Sn MBA




  

Senin, 24 Oktober 2011

Tehnologi & Informasi Untuk Public Relations

PERTEMUAN III
HUMAS
TOPIC : Tehnologi Informasi
Menginformasikan sesuatu atau mendapat informasi,  berarti  memberitahu atau diberitahu sesuatu. Mengatakan sesuatu; berita; kata. Informasi  adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara apapun, menjadi fakta, data, pembelajaran  pengetahuan. Informasi  menjawab pertanyaan   orang lain sebagai layanan. untuk fakta-fakta yang dikumpulkan dengan cara apapun, seperti dengan membaca, observasi, desas-desus, dll dan tidak selalu berkonotasi validitas (informasi yang tidak akurat), pengetahuan berlaku kepada badan fakta yang dikumpulkan oleh penelitian, pengamatan, dll dan ini ide-ide disimpulkan dari fakta ini, dan kontra-catatan pemahaman tentang apa yang dikenal pengetahuan dibutuhkan terutama oleh pendidikan  di bidang bahasa dan kepustakaan.

Terjemahan oleh Grace Pramutadi
Webster’s World Dictionary 2008 (p.750)
An informing or being informed; especially; a telling or being told of something. something told ; news; intelligence; word. knowledge acquired in any manner; facts; data; learning; lore. a person or agency answering questions as a service to others,  applies to facts that are gathered in any way, as by reading, observation, hearsay, etc. and does not necessarily connote validity (inaccurate information) ; knowledge applies to any body of facts gathered by study, observation, etc. and to this ideas inferred from this fact, and con-notes an understanding of what is known man's knowledge of the universe, learning is knowledge acquired  by study especially in language , literature.
Masa kini informasi adalah alat komunikasi dan ternyata menjadi senjata yang ampuh dan diyakini sebagai  peluru yang melesat dengan cepat.
Dengan cara mempunyai ilmu  komunikasi dan mepertajam kemampuan untuk mengetahui informasi dengan cepat maka dialah yang akan menguasai pasar atau menang didalam dunia bisnis yang penuh dengan gejolak dan persaingan.
Informasi dan berkomunikasi sekarang ini dilakukan melalui satelit dalam hitungan detik, ribuan dari kata per menit dan segudang informasi tersimpan  di bank data  dengan alat computer , lap top denagn sentuhan jari.Generasi muda adalah orang –orang yang selalu penuh semangat untuk menjadi penerima dan penyemai  informasi.  Dalam sehari skap dan perilaku mereka dapat berubah sesuai trend yang berlaku yang mereka terima  lewat jaringan international. Namun ironisnya pemahaman akan budaya bangsa kurang diamanatkan menjadi kebanggaan bersama, sehingga pengetahuan yang diperoleh tidak melalui saringan dan menjadi alat penyeimbang.
Jika kekuatan pribadi bangsa menjadi titik sentral pembentukkan karakter, maka pemahaman tentang sikap dan perilaku akan berkembang pesat menjadi kekuatan diri ( man power).
Saat ini krisis kepribadian masih menjadi kendala bagi kemajuan ilmu sumber budaya masyarakat.
Dunia membutuhkan sekelompok komunikator dan interpreter untuk menjadi orang-orang trampil     maka jaringan satelit akan dengan seketika mengoperasikan mesin dan mencurahkan perhatian untuk mendapatkan informasi - informasi di tingkat international.
Globalisasi perekonomian dunia masa kini menuntut semua orang untuk menjadi pribadi-pribadi yang kompeten dibidangnya. Semangat juang dan mampu bersaing untuk menunjukkan dirinya  berkualitas.
Etika bisnis harus dipahami sebagai proses pendewasaan diri dalam mengerti strategi bisnis yang sesungguhnya yaitu “ kepercayaan”
Menurut Dr George Enderle dari universitas Notre Dame Indiana : Kualitas adalah penguasaan etika bisnis yang mengandung 4 (empat)elemen :’
1.       Moral sensibility( perasaan berdasarkan moral)
2.       Moral reasoning ( alas an yang rasional dan memadai untuk menentukan arah bisnis)
3.       Moral leader(jiwa pemimpin yang bermoral dan mempengaruhi karakter pekerjanya)
4.       Moral Conduct( sikap tindak/perilaku berdsarkan etika / kode etik profesi  yang diterapkan sebkeprofesionalan profesi)
Untuk menghadapi bisnis masa kini  mau menerima tantangn, mencari informasi yang actual dan tidak gagap tehnologi (gaptek) yang dibutuhkan adalah tidak pernah berhenti belajar tentang sesuatu yang baru.

Jakarta Oktober 2011
Grace Pramutadi. S.Sn MBA

Kamis, 20 Oktober 2011

COCO CHANNELoleh Grace Pramutadi /Prof DR Ratna Sayekti / Thesis S2 Fakultas Sastra Universitas Gunadarma" Annotated Translation"


COCO CHANNEL
Coco Chanel
Her Life, Her Secret
Hidupnya dan rahasianya

Marcel Haedrich
Marcel Haedrich



Translated from the French by Charles Lam

 Markmann
Diterjemahkan dari Bahasa Perancis oleh

Charles Lam Markmann



With illustration

Little, Brown and Company. Boston.

Toronto

Dengan gambar

Little, Brown and Company, Boston

Toronto


For Andree- if not the creation, the creator
Untuk Andree jika tidak ciptaannya,

penciptanya.



With thanks to my friend Herve’ Mile.

Without him, without his help, this book

could not have been written.
Ucapan terimakasih untuk temanku

Herve’ Mille.

Tanpanya, tanpa bantuannya, buku ini

tidak dapat ditulis.



Chanel created a feminine character such as

Paris had never before known.
Chanel menciptakan tokoh wanita  yang

belum pernah  Paris  kenal sebelumnya


Maurice Sachs

Maurice  Sachs



COCO CHANEL
COCO CHANEL


1.“Those on Whom Legends Are Built Are
    
     Their Legends”


1.Kepada siapa Legenda itu Dibuat

 Adalah Legenda itu Sendiri



I first met Coco Chanel in 1958. 
Pertama kali saya bertemu Coco Chanel

tahun 1958.



She was seventy-five years old- a prodigy

beatified.

Dia berumur 75 tahun  seorang yang luar

biasa periang.


And triumphant: she had imposed her

style on the whole world.

Dan merasa menang  dia  telah

memberlakukan gayanya ke seluruh dunia.


Because she had succeeded in every-thing

in her life, I urged her to describe her

victories into the tape recorder.
Karena dia telah berhasil dalam segala hal

dalam  hidupnya, saya mendorongnya

untuk memerikan masa kejayaannya ke

dalam alat perekam.



She murmured into the microphone: “ I

don’t even know whether I’ve been

happy.”


Dia bergumam ke dalam pengeras suara 

“Saya bahkan tidak tahu apakah saya 

 bahagia.”


She would say: “ every day I simplify

something because every day I learn

something.”
Dia akan mengatakan: “ setiap hari saya

selalu membuat hal menjadi sederhana

dan setiap hari saya belajar sesuatu.”





She would say: ”When I can no longer

create anything, I’ll be done for.”

Dikatakannya: “ Saat saya tidak bisa lagi

 menciptakan apa-apa, saya sudah tamat.”



She would say: “ There goes a woman who

knows all the things that can be taught and

none of the things that cannot be taught.”

Katanya lagi: “ Itulah wanita yang tahu

semuanya yang bisa diajarkan kepadanya

dan tidak ada satupun yang tidak bisa

dipelajari.”




She would say: “ Youth is something very

 new: twenty years ago no one mentioned

it.”
Dia akan berkata :“ Masa muda adalah 

hal yang baru: dua puluh tahun yang lalu

tidak ada  seorang pun menyebutnya.”



She said too: “ Only truth has no frontiers.”
Dia juga mengatakan: “ Hanya kejujuran

yang  tanpa pamrih.”



And this: “ There is only one thing about

which I am still curious: death.”

Tambahan  lagi: “ Hanya ada satu hal

yang membuat saya masih penasaran 

yaitu kematian.”



From the flood of her talk I sifted the

nuggets- though not all of them.
Dari luapan pembicaraannya, saya

memilah intisarinya- walaupun tidak 

semuanya.



She spoke rapidly, and I had to become

 accustomed to her muted voice.
Dia bicara cepat dan saya harus terbiasa

akan kata yang tak terucapkan.



I thought she was overly made up,

aggressively made up, with too-red lips,

oversized and over blackened eyebrows,

harshly dyed hair.
Saya pikir dia  berhias terlalu berlebihan,

mencolok, dengan bibir yang terlalu

merah, dan alis  yang terlalu tebal,

terlampau hitam serta rambutnya yang

pewarnaannya tidak merata.




That was my first impression of her: an

almost outrageously done-up old lady who

talked end-lessly.

Itu adalah kesan pertama saya tentangnya

yaitu seorang wanita tua yang berhias

sangat berlebihan yang bicara tiada

habisnya.



She was two year older than my mother.
Dia berumur dua tahun lebih tua dari ibu 

saya.

That thought occurred to me as I was

asking myself: what are you, the Alsatian

of Alsatians, doing here at Coco Chanel’s?


Pikiran itu ada pada saya saat saya

bertanya pada diri saya sendiri: siapakah

anda, pelindung dari segala pelindung ada

di sini di Coco Chanel.

she intimidated me.

Beliau menakut-nakuti saya.



I opened my ears.


Saya buka telinga.



To enter her presence was to step into a

monologue.
Untuk masuk dalam keberadaannya adalah  

melangkah  kepercakapan satu arah.


I opened my eyes as well.
Saya juga buka mata.


I was in the presence of a national

monument: how does one examine the

 Eiffel Tower? My own mental image of

Coco Chanel had been conventional.
Saya berada di hadapan monumen

nasional: bagaimana kita meneliti menara

Eiffel? Citra mental saya sendiri terhadap

Coco Chanel adalah konvensional


I knew that she had been very beautiful.
Saya tahu dia dulunya cantik sekali.



I knew a celebrity of La Belle Epoque had

discovered her in Moulins, a cavalry

garrison, and brought her to Paris, where

she proceeded to liberate woman kind from

corsets: and that she had created a fashion

“look” and a famous perfume: and that the

Duke of Westminster had covered her with

jewels (eight yards of pearls, shovelfuls of

emeralds and diamonds): and that she had

launched the little black dress, short hair,

costume jewelry, et cetera.
Saya kenal  seorang ternama  dari La Belle

Epoque yang telah menemukannya di

Mouline, tempat pasukan berkuda penjaga

benteng kota dan membawanya ke Paris.

Di Paris ini Coco Chanel meneruskan

pembebasan wanita  dari korset, dan dia

telah menciptakan ‘ gaya busana yang

lain dari yang lain’ dan minyak wangi 

ternama: dan  Duke Westminster telah

memberinya hadiah  berupa perhiasan

(kalung mutiara sepanjang delapan yard

, dipenuhi jambrut dan intan):  dia telah

meluncurkan gaun hitam pendek, rambut  

pendek, perhiasan busana, dan seterusnya. 

Coco Chanel! In her drawing room I was in

Ali Baba’s cave with the treasures of

Golconda-calamander screens, mother of

pearl, ebony, ivory, deer and lions, gold

and crystal, masks, a wall of rare books,

spheres magic, the scent of tuberoses
Coco Chanel! Dikamar tamunya

membuatku seperti di goa Alibaba dengan

harta karun  layar Golconda-Calamander,

 mutiara indung, kayu ebony,  gading,

rusa, singa, emas dan kristal, topeng,

tembok penuh dengan buku langka, sphere

magic, aroma tuberoses.

 It was Byzantium and the imperial palace

of China, Ptolemy’s Egypt and, in the

mirrors above the fireplace, reflection of

Greece with a fourth-century Aphrodite

side by side with a fantastic raging wild

boar, a meteorite that had fallen from the

sky on Mongolia thousand of years ago--

everything agglomerated and

conglomerated, mingled and mangled,

ordered into a disorder magnificently made

harmonious by Coco’s taste.
 .
 Itulah Byzantium dan istana kekaisaran

China, Mesir Ptolemy, dan,  di cermin di

atas perapian,  bayangan Yunani

dengan Aprodit abad ke empat  

bersebelahan dengan babi hutan liar yang

sangat mengamuk,  meteor  yang telah

jatuh dari langit di Mongolia ribuan tahun

lalu-- semua menumpuk,, menggumpal,

diatur kedalam ke tidak aturan   yang  

menakjubkan dibuat  harmonis oleh  

selera Coco.


It was sumptuous-- too much for me.


Sangat berlebihan--terlalu banyak untuk

saya.


Could anyone live in this? 



Dapatkah seseorang tinggal di kamar tamu

semacam itu.

Sleep, make love on that couch?

I had asked myself the same questions in the

Borgias’ apartments in the Vatican: could

anyone really breathe, eat, drink, kiss in

such magnificence?  


Tidur dan bercinta di atas sofa?

Saya telah bertanya pertanyaan yang

sama pada diri saya sendiri di  apartemen  

Borgias di Vatikan: dapatkah seseorang  

benar-benar bernapas, makan, minum dan

berciuman dalam suasana demikian

menakjubkan ?

 Against that setting?

 Pada tata latar yang demikian?
Did the Pope keep his

biretta on when his barber was shaving

him?    
Apakah Paus mempertahankan topinya

saat tukang cukurnya memotong

rambutnya?  


Coco never removed her hat on her

visits to herself in the Chanel Museum.



 Coco tidak pernah melepaskan topinya

pada kunjungannya di Museum Chanel



That day (my notes begin with the date of 1

August 1959) the hat was a flat, broad-

brimmed straw, with a large jewel pinned

at the front.
Hari itu ( catatan saya mulai tanggal 1

Agustus 1959)  topi jerami yang  datar,

berpinggiran lebar dengan perhiasan besar

 disematkan di depan.


Coco was wearing a suit cut from a very

light, almost white material with a vague

hint of pale gold.
Coco memakai setelan dari bahan tipis  

berwarna putih pucat keemasan.



She tugged at her jacket, and all the time

she was talking she never stopped smoking.

Dia menarik-narik jaketnya, dan

sementara dia berbicara dia tidak pernah

berhenti merokok.


“When all this brouhaha is over, I am going

to change several of the models,” she said.

“Saat semua brouhaha ini selesai, saya

akan mulai merubah beberapa model,”

katanya. 


Accompanied by Herve Mille, I had just

seen a Saturday showing of her collection

for store buyers.
Ditemani oleh Herve Mille, saya telah

melihat pagelaran busana  di akhir pekan

yang menampilkan koleksinya pada

pembeli-pembeli di toko.


At the time I was editor in Marie-Claire,

but I paid virtually no attention to fashion,

since I was convinced that I knew nothing

about it; and besides it did not interest me.


Pada waktu itu, saya adalah  penyunting di  

di Marie-Claire, tapi saya tidak begitu

memperhatikan gaya busana, karena saya

yakin bahwa saya tidak tahu apa-apa

tentang hal itu: dan selain itu saya tidak

tertarik dengan busana.




 







 .

  
   




   

 





 

 
.
 




T
 
 
.”

 
 
. ...”