Minggu, 16 Juli 2017

Peran Ibu Sebagai Penghambat Keberagaman Gender dan Seksualitas


Aku sebagai pemerhati  keberagaman gender  yang   memberi perhatian  terhadap  tumbuh kembangnya keberagaman gender ini berdasarkan pengalaman kerja di perusahaan kosmetik Sari ayu dan sebagai seorang ibu dari seorang  putri yang sedang menginjak usia remaja.
Kata ‘gender’ dan ‘seksualitas’ menggugahku setiap malam ketika menatap putriku saat tidur lelapnya, rasa haru menyelimuti hati  secara spontan masuk dalam  doa, doa  kupanjatkan kepada Nya   agar kelak ia  mampu menjadi  wanita  yang baik  dan agar aku mampu menjadi teladan bagi putriku.
Memiliki seorang anak  perempuan yang sudah berusia 16 (enam belas) tahun yang selalu membuatku bangga,  sebagai  orang tua, dan  sebagai seorang ibu. Tugas utamaku  mengawasinya   dan memberi anak gadisku tempat bersosialisasi di lingkungan  yang mendukungnya bertumbuh kembang dengan baik.
Keberagaman gender vs norma yang dianut di negriku  merupakan  manifestasi dari mindset individu yang akhirnya  berfungsi sebagai metabolisme kehidupan mereka masing-masing. Hasilnya  tentu  akan   bersynergy pola kehidupannya. Bagi keluarga yang berkehidupan normative dan berkonsekuensi sebagai  anggota di dalam komunitas sosial menerapkan berbagai ketentuan peraturan di lingkungan keluarga seperti tidak boleh pulang larut malam atau jika harus pulang larut malam didampingi oleh orang tua. Didampingi dengan alasan khawatir atas keterlibatannya dengan keberagaman gender.  
Seorang ibu adalah pilar kehidupan dan keberagaman gender atau istilahnya  LGBT ( lesbian, gay, bisexual, trans gender) yang merupakan orientasi seksual atau ketertarikan secara seksual, fisik, romantisme  dan emosional kepada jenis kelamin yang tidak normative. Dan pengetahuan ini menjadi wajib diketahui.
Sekolah adalah rumah kedua bagi seorang anak  dan  menjadi perencanaan jangka panjang  bagi  upaya kesuksesan dan kesejahteraannya kelak.
Pemerintah Indonesia pun memiliki andil yang besar dalam hal berkembangnya keberagaman gender dan seksualitas, selayaknya pemerintah  berinisiatif meminimalisasi dan menghambat  tumbuh kembangnya pengikut LGBT. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:  
Pemberdayaan kaum perempuan sebagai pendidik dalam keluarga  
Di Indonesia seorang ibu masih sedikit yang  berperan  menjadi tokoh sentral di dalam keluarga, walaupun ibu Kartini telah menjadi pahlawan wanita di negriku.
Kesetaraan gender hanya sekedar slogan dan perencanaan jangka panjang , terlebih bagi Indnesia sebagai  negara berkembang. Pemberdayaan perempuan harus terlaksana untuk membendung pola hidup LGBT dan menginformasikan  tidak normatifnya komunitas mereka. Informasi dapat diterapkan dalam bentuk  pendidikan usia sejak dini baik di rumah, di lingkungan keluarga, atau di lingkungan sosial dimana ia bermukim maupun di sekolah atau juga di lingkungan kegiatan keagamaan. 
Kesadaran diri atas fitrahnya menjadi keharusan yang dimaknai pengabdian atas karunia Ilahi. Hal ini selayaknya menjadi pemikiran kaum perempuan Indonesia secara berkelanjutan. Sekolah kepandaian putri pernah menjadi jurusan yang dipilih generasi sebelumnya untuk menjadi ahli dalam tugas menjadi wanita di rumah tangga dan ahli di bidang kewanitaan seperti memasak, menjahit, menyulam membersihkan rumah hingga menidurkan anak dengan belajar mendongeng dan  dengan mempelajari lagu lagu Indonesia. Dalam perkembangan zaman kini sekolah kepandaian putri tidak ada lagi dan diganti dengan Sekolah Menengah Ketrampilan yang terdiri dari siswa dan siswi.
Seringkali gender disamaartikan dengan seks, yaitu jenis kelamin laki-laki dan perempuan, sehingga peran dan tanggung jawabnya juga dibedakan sesuai jenis kelamin ini.
Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang intinya hasil konstruksi social (yaitu kebiasaan yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat). Gender ini dapat diubah sesuai perkembangan social disuatu negara. Sedangkan seks menunjukkan adanya  perbedaan organ biologis antara laki-laki dan perempuan, terutama pada bagian-bagian reproduksi.
Gender bukan kodrat atau ketentuan Tuhan, sehingga gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai, ketentuan social, dan budaya masyarakatnya. Seks merupakan kodrat Tuhan sehingga tidak dapat ditukar atau diubah.
Secara lebih jelas perbedaan gender dan seks/jenis kelamin dapat dilihat pada skema ini:
Jenis kelamin (seks)
Gender
Tidak dapat diubah
Dapat berubah
Tidak dapat dipertukarkan
Dapat dipertukarkan
Berlaku sepanjang zaman
Tergantung waktu
Berlaku dimana saja
Tergantung budaya setempat
Merupakan kodrat Tuhan
Bukan merupakan kodrat Tuhan
Ciptaan Tuhan
Ciptaan manusia

Perkembangan LGBT sebagai bagian dari keberagaman gender di Indonesia  masih tertutup dan para pengikutnya  tidak terlalu menampakkan diri seperti halnya di negara-negara lain. Hal ini dikarenakan Indonesia belum membuka persoalan LGBT ini menjadi transparan. Keberadaan mereka ditutup-tutupi dan seolah menghindar dari persoalan akan  kenyataan yang sebenarnya. Kebebasan ber-LGBT masih terselubung karena  secara mayoritas agama di Indonesia  tidak membenarkan adanya orientasi seksual yang beragam ini. Namun di kota-kota besar  di Indonesia secara tidak terang-terangan mereka ada dan lingkungan sekitarnya seperti seolah turut  melegalkan keberagaman orientasi seksualitas ini seperti transgender (laki-laki yang bertingkah seperti perempuan) yang berprofesi sebagai pengamen. Masyarakat Indonesia dapat memahami mereka  dan biasa menyebutnya waria (wanita pria).
Prosesi penata rambut dan kecantikan di salon kecantikan tumbuh pesat karena didominasi oleh para waria  dan pada malam hari mereka bebas berkeliaran dan dapat ditemukan di setiap sudut kota.Namun demikian tidak ada seorang ibu pun yang mau menerima kenyataan bahwa anaknya berperilaku sebagai transgender  apalagi  gay dan lesbian, menjadi aib dan mempermalukan keluarga. Sehingga mereka yang gay dan lesbian  tidak terbuka  karena menghindari  pandangan buruk masyarakat terhadap mereka.
Karena keluarga tidak mau menerima dan tanggapan  yang berbeda dari masyarakat sekitar dan teman mereka, maka banyak dari kaum gay atau lesbian ini memilih untuk menutupi keberadaan mereka.  Banyak alasan yang melatar belakangi tindakan mereka untuk tidak memberi tahu yang sebenarnya, diantaranya yang paling mereka pikirkan adalah respon dari keluarga besarnya. Keluarga merupakan benturan paling keras yang akan mereka hadapi ketika memberi tahu jati dirinya.
Keberagaman gender ini merupakan potret wajah kekinian dan bukan hal yang luar biasa, karena mereka hanya ingin kebebasan menikmati indahnya dunia. Dunia mereka seperti jalan tol bebas hambatan. Tanpa memikirkan nilai spiritual iman dan takwa kepada kefitrahan seperti masyarakat pada umumnya. Dan mereka bisa bekerja di bidang apapun yang mereka bisa bila diberi kebebasan yang setara. Dan mereka juga bisa berkarya sama hebatnya seperti warga Negara yang seharusnya.  Terlepas dari keberagaman gender dan seksualitas tersebut, mereka tetaplah manusia yang harus dimaklumi kesalah pergaulannya atau seksualnya yang melenceng sejak lahir. Dan untuk   tindakan menghambat pertambahan jumlah LGBT peran seorang ibu untuk memberi arahan kepada putra putrinya  untuk menerima fitrah Nya,  namun  tidak menghujat  keberadaan mereka di sekitar kita. Keberagaman gender dan seksualitas dari sudut pandang secara normatif.

Minggu, 09 Juli 2017

Perwujudan Kesetaraan Gender di Indonesia

Kesetaraan Gender

Kesetaraan gender diartikan sebagai upaya persamaan hak antara satu gender dengan lainnya, Kesetaraan antara dua gender, dengan kata lain tuntutan atas keadilan. Kesetaraan gender, menjadi slogan persamaan hak dalam hal mendapatkan kesempatan, atau pengakuan yang sama atas hak manusia.
Ketika kesetaraan gender dimaknai pemberontakan, ada yang berpikir ke arah negative, yaitu emansipasi kaum perempuan, artinya perempuan harus memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Bertolak pada pemikiran manakah yang benar apakah kesetaraan gender itu merupakan masalah atau menjadi sumber inspirasi perspektif seseorang, artinya ketika kesetaraan gender merupakan kesempatan yang sama antara dua gender untuk mengabdikan diti bagi kemajuan bangsa, maka tak harus dipermalahkan.Pemahaman atas kesetaraan gender berujud pada sikap saling menghargai sebenarnya ialah bentuk dari perwujudan kesetaraan gender dalam bentuk dari sikap saling menghargai yang diterapkan dalam perilaku keseharian di berbagai golongan masyarakat di sektor kehidupan.

Emansipasi wanita dikonotasikan kontroversi yang menyangkut sikap atau perilaku atau pandangan seseorang dalam hal menghargai perempuan. Hal ini terlihat dari sejarah masa lalu saat Indonesia masih dijajah, ketika kaum perempuan kurang dihargai dan diperlakukan sewenang-wenang. Cerminan peristiwa masa lampau tersebut menggambarkan bahwa kesetaraan gender belum diberlakukan. Dampaknya masih berlanjut dari pandangan orang yang beranggapan bahwa perempuan belum pantas memiliki kesempatan untuk berperan sentral diberbagai sektor kehidupan kariernya. Hingga pada akhirnya ada orang tua yang enggan menyekolahkan anak perempuannya , anak perempuan tidak diharuskan bersekolah hingga jenjang yang tinggi. Pemikiran orang tua telah terkotakkan bahwa peran perempuan dalam kehidupan tidak lain ialah sebagai ibu rumah tangga yang tak perlu sekolah tinggi-tinggi

Namun saat ini kesetaraan gender ini sudah diterapkan dalam pemerintahan Negara Indonesia. Hal ini dapat dilihat bahwa Pemerintah menerapkan program pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia, yang dapat kita lihat sampai saat ini bahwa telah banyak generasi penerus bangsa yang merupakan calon pembangunan Negara ini mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengenyam pendidikan, permasalahan pendidikan adalah kemungkinan terselesaikan pemecahan masalah namun dapat diakui bahwa dampak dari masa lalu pandangan orang tua yang tidak menyekolahkan anak perempuannya kini masih ada, perubahan harus terus diupayakan.Terwujudnya kaum perempuan mengenyam pendidikan, di Negara Indonesia sebenarnya telah bermaknakan penerapan kesetaraan gender dalam tatanan organisasi baik diorganisasi yang kecil maupun pemerintahan. Buktinya kini kaum perempuan Indonesia memiliki peranan yang sama dalam hal menduduki jabatan tertentu dalam suatu institusi. Presiden Negara Indonesia yang pernah diduduki oleh seorang perempuan yaitu Megawati Soekarno Putri sebagai pejabat presiden Indonesia