COCO CHANNEL | Coco Chanel |
Her Life, Her Secret | Hidupnya dan rahasianya |
Marcel Haedrich | Marcel Haedrich |
Translated from the French by Charles Lam Markmann | Diterjemahkan dari Bahasa Perancis oleh Charles Lam Markmann |
With illustration Little, Brown and Company. Boston. Toronto | Dengan gambar Little, Brown and Company, Boston Toronto |
For Andree- if not the creation, the creator | Untuk Andree jika tidak ciptaannya, penciptanya. |
With thanks to my friend Herve’ Mile. Without him, without his help, this book could not have been written. | Ucapan terimakasih untuk temanku Herve’ Mille. Tanpanya, tanpa bantuannya, buku ini tidak dapat ditulis. |
Chanel created a feminine character such as Paris had never before known. | Chanel menciptakan tokoh wanita yang belum pernah Paris kenal sebelumnya |
Maurice Sachs | Maurice Sachs |
COCO CHANEL | COCO CHANEL |
1.“Those on Whom Legends Are Built Are Their Legends” | 1.Kepada siapa Legenda itu Dibuat Adalah Legenda itu Sendiri |
I first met Coco Chanel in 1958. | Pertama kali saya bertemu Coco Chanel tahun 1958. |
She was seventy-five years old- a prodigy beatified. | Dia berumur 75 tahun seorang yang luar biasa periang. |
And triumphant: she had imposed her style on the whole world. | Dan merasa menang dia telah memberlakukan gayanya ke seluruh dunia. |
Because she had succeeded in every-thing in her life, I urged her to describe her victories into the tape recorder. | Karena dia telah berhasil dalam segala hal dalam hidupnya, saya mendorongnya untuk memerikan masa kejayaannya ke dalam alat perekam. |
She murmured into the microphone: “ I don’t even know whether I’ve been happy.” | Dia bergumam ke dalam pengeras suara “Saya bahkan tidak tahu apakah saya bahagia.” |
She would say: “ every day I simplify something because every day I learn something.” | Dia akan mengatakan: “ setiap hari saya selalu membuat hal menjadi sederhana dan setiap hari saya belajar sesuatu.” |
She would say: ”When I can no longer create anything, I’ll be done for.” | Dikatakannya: “ Saat saya tidak bisa lagi menciptakan apa-apa, saya sudah tamat.” |
She would say: “ There goes a woman who knows all the things that can be taught and none of the things that cannot be taught.” | Katanya lagi: “ Itulah wanita yang tahu semuanya yang bisa diajarkan kepadanya dan tidak ada satupun yang tidak bisa dipelajari.” |
She would say: “ Youth is something very new: twenty years ago no one mentioned it.” | Dia akan berkata :“ Masa muda adalah hal yang baru: dua puluh tahun yang lalu tidak ada seorang pun menyebutnya.” |
She said too: “ Only truth has no frontiers.” | Dia juga mengatakan: “ Hanya kejujuran yang tanpa pamrih.” |
And this: “ There is only one thing about which I am still curious: death.” | Tambahan lagi: “ Hanya ada satu hal yang membuat saya masih penasaran yaitu kematian.” |
From the flood of her talk I sifted the nuggets- though not all of them. | Dari luapan pembicaraannya, saya memilah intisarinya- walaupun tidak semuanya. |
She spoke rapidly, and I had to become accustomed to her muted voice. | Dia bicara cepat dan saya harus terbiasa akan kata yang tak terucapkan. |
I thought she was overly made up, aggressively made up, with too-red lips, oversized and over blackened eyebrows, harshly dyed hair. | Saya pikir dia berhias terlalu berlebihan, mencolok, dengan bibir yang terlalu merah, dan alis yang terlalu tebal, terlampau hitam serta rambutnya yang pewarnaannya tidak merata. |
That was my first impression of her: an almost outrageously done-up old lady who talked end-lessly. | Itu adalah kesan pertama saya tentangnya yaitu seorang wanita tua yang berhias sangat berlebihan yang bicara tiada habisnya. |
She was two year older than my mother. | Dia berumur dua tahun lebih tua dari ibu saya. |
That thought occurred to me as I was asking myself: what are you, the Alsatian of Alsatians, doing here at Coco Chanel’s? | Pikiran itu ada pada saya saat saya bertanya pada diri saya sendiri: siapakah anda, pelindung dari segala pelindung ada di sini di Coco Chanel. |
she intimidated me. | Beliau menakut-nakuti saya. |
I opened my ears. | Saya buka telinga. |
To enter her presence was to step into a monologue. | Untuk masuk dalam keberadaannya adalah melangkah kepercakapan satu arah. |
I opened my eyes as well. | Saya juga buka mata. |
I was in the presence of a national monument: how does one examine the Eiffel Tower? My own mental image of Coco Chanel had been conventional. | Saya berada di hadapan monumen nasional: bagaimana kita meneliti menara Eiffel? Citra mental saya sendiri terhadap Coco Chanel adalah konvensional |
I knew that she had been very beautiful. | Saya tahu dia dulunya cantik sekali. |
I knew a celebrity of La Belle Epoque had discovered her in Moulins, a cavalry garrison, and brought her to Paris, where she proceeded to liberate woman kind from corsets: and that she had created a fashion “look” and a famous perfume: and that the Duke of Westminster had covered her with jewels (eight yards of pearls, shovelfuls of emeralds and diamonds): and that she had launched the little black dress, short hair, costume jewelry, et cetera. | Saya kenal seorang ternama dari La Belle Epoque yang telah menemukannya di Mouline, tempat pasukan berkuda penjaga benteng kota dan membawanya ke Paris. Di Paris ini Coco Chanel meneruskan pembebasan wanita dari korset, dan dia telah menciptakan ‘ gaya busana yang lain dari yang lain’ dan minyak wangi ternama: dan Duke Westminster telah memberinya hadiah berupa perhiasan (kalung mutiara sepanjang delapan yard , dipenuhi jambrut dan intan): dia telah meluncurkan gaun hitam pendek, rambut pendek, perhiasan busana, dan seterusnya. |
Coco Chanel! In her drawing room I was in Ali Baba’s cave with the treasures of Golconda-calamander screens, mother of pearl, ebony, ivory, deer and lions, gold and crystal, masks, a wall of rare books, spheres magic, the scent of tuberoses | Coco Chanel! Dikamar tamunya membuatku seperti di goa Alibaba dengan harta karun layar Golconda-Calamander, mutiara indung, kayu ebony, gading, rusa, singa, emas dan kristal, topeng, tembok penuh dengan buku langka, sphere magic, aroma tuberoses. |
It was Byzantium and the imperial palace of China, Ptolemy’s Egypt and, in the mirrors above the fireplace, reflection of Greece with a fourth-century Aphrodite side by side with a fantastic raging wild boar, a meteorite that had fallen from the sky on Mongolia thousand of years ago-- everything agglomerated and conglomerated, mingled and mangled, ordered into a disorder magnificently made harmonious by Coco’s taste. . | Itulah Byzantium dan istana kekaisaran China, Mesir Ptolemy, dan, di cermin di atas perapian, bayangan Yunani dengan Aprodit abad ke empat bersebelahan dengan babi hutan liar yang sangat mengamuk, meteor yang telah jatuh dari langit di Mongolia ribuan tahun lalu-- semua menumpuk,, menggumpal, diatur kedalam ke tidak aturan yang menakjubkan dibuat harmonis oleh selera Coco. |
It was sumptuous-- too much for me. | Sangat berlebihan--terlalu banyak untuk saya. |
Could anyone live in this? | Dapatkah seseorang tinggal di kamar tamu semacam itu. |
Sleep, make love on that couch? I had asked myself the same questions in the Borgias’ apartments in the Vatican: could anyone really breathe, eat, drink, kiss in such magnificence? | Tidur dan bercinta di atas sofa? Saya telah bertanya pertanyaan yang sama pada diri saya sendiri di apartemen Borgias di Vatikan: dapatkah seseorang benar-benar bernapas, makan, minum dan berciuman dalam suasana demikian menakjubkan ? |
Against that setting? | Pada tata latar yang demikian? |
Did the Pope keep his biretta on when his barber was shaving him? | Apakah Paus mempertahankan topinya saat tukang cukurnya memotong rambutnya? |
Coco never removed her hat on her visits to herself in the Chanel Museum. | Coco tidak pernah melepaskan topinya pada kunjungannya di Museum Chanel |
That day (my notes begin with the date of 1 August 1959) the hat was a flat, broad- brimmed straw, with a large jewel pinned at the front. | Hari itu ( catatan saya mulai tanggal 1 Agustus 1959) topi jerami yang datar, berpinggiran lebar dengan perhiasan besar disematkan di depan. |
Coco was wearing a suit cut from a very light, almost white material with a vague hint of pale gold. | Coco memakai setelan dari bahan tipis berwarna putih pucat keemasan. |
She tugged at her jacket, and all the time she was talking she never stopped smoking. | Dia menarik-narik jaketnya, dan sementara dia berbicara dia tidak pernah berhenti merokok. |
“When all this brouhaha is over, I am going to change several of the models,” she said. | “Saat semua brouhaha ini selesai, saya akan mulai merubah beberapa model,” katanya. |
Accompanied by Herve Mille, I had just seen a Saturday showing of her collection for store buyers. | Ditemani oleh Herve Mille, saya telah melihat pagelaran busana di akhir pekan yang menampilkan koleksinya pada pembeli-pembeli di toko. |
At the time I was editor in Marie-Claire, but I paid virtually no attention to fashion, since I was convinced that I knew nothing about it; and besides it did not interest me. | Pada waktu itu, saya adalah penyunting di di Marie-Claire, tapi saya tidak begitu memperhatikan gaya busana, karena saya yakin bahwa saya tidak tahu apa-apa tentang hal itu: dan selain itu saya tidak tertarik dengan busana. |
| |
. | |
. | T |
.” | . ...” |
| |
| |
“ | |
Kamis, 20 Oktober 2011
COCO CHANNELoleh Grace Pramutadi /Prof DR Ratna Sayekti / Thesis S2 Fakultas Sastra Universitas Gunadarma" Annotated Translation"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
translation is an easy way to learned lamguage !
BalasHapus